Bidikbola.com – Legenda sepak bola asal Brazil Roberto Carlos membeberkan kelemahan para pemain muda Indonesia. Dia mengatakan kebanyakan dari mereka terlalu terburu-buru atau tidak sabar untuk mengambil keputusan.
Carlos sudah beberapa lama berada di Jakarta dan mengambil alih kegiatan BRImo Future Garuda dari PSSI dan BRI. Legenda lainnya juga hadir seperti Eric Abidal, Marco Materazzi, Juan Sebastian Veron dan Giorgos Karagounis.
Banyak hal yang dilakukan para legenda, termasuk memotivasi pesepakbola muda Indonesia. Kursus pelatihan sepak bola yang menyenangkan juga diadakan.
Meski singkat, tentu mereka tahu apa yang perlu dibenahi pemain muda Indonesia. Seperti yang diungkapkan pelatih Carlos Bima Sakti, para pemain kerap terburu-buru.
"Kontra seperti yang dikatakan (Roberto) Carlos harus sabar, kapan menekan, kapan bertahan," kata Bima Sakti, Kamis (1/6/2023) di Stadion Madya Jakarta.
Selain itu, Bima Sakti mengatakan kehadiran para legenda bisa membawa banyak manfaat, terutama bagi para pemain muda. Selain keterampilan, pelajaran hidup tidaklah mudah karena pertarungan Carlos C.
“Sepertinya Materazzi langsung memberi tahu para pemainnya untuk tidak menyerah. Dia bermain di level teratas di klub dari usia 23-24. Tapi dia bekerja keras. Di usia 34 tahun dia menjadi juara dunia bersama Italia,” kata Bima Sakti.
Belakangan, Roberto Carlos dan Veron mengatakan bahwa mereka berasal dari keluarga miskin. Mereka tinggal di daerah kumuh miskin di Brasil dan Argentina. Mereka tidak punya apa-apa, tapi mereka bermimpi menjadi pemain profesional untuk tim nasional."
“Ternyata mereka bisa selama mereka bekerja keras. Kemudian Abidal divonis kanker oleh dokter dan tidak bisa lagi bermain bola. Ternyata dia bisa bermain sepak bola profesional. Dia bahkan masih hidup dan mungkin pergi ke Indonesia." , tutupnya.