Bidikbola.com – Empat legenda sepak bola Indonesia yang hadir dalam acara refleksi 93 tahun PSSI di GBK Arena, Senin sore, yakni Robby Darwis, Rully Nere, Firman Utina, dan Toyo Haryono menyampaikan harapannya agar timnas U-22 Indonesia bisa tampil. di SEA Kamboja Games.
Diawali dengan Robby Darwis, legenda klub Persib Bandung dan peraih medali emas terakhir SEA Games 1991, dirinya optimistis dengan kerja sama tim, kerja keras dan semangat kebanggaan akan membela timnas U-22 nanti di SEA Kamboja. Permainan Emas.
“Semuanya kompak, para pemain juga ingin punya harga diri, bisa memenangkan setiap pertandingan, bekerja keras. Ke depan insyaallah semua hasil yang diinginkan akan tercapai," ujar Robby Senin sore di GBK Arena saat mengikuti diskusi "Refleksi 93 Tahun PSSI," seperti dikutip ANTARA.
Tak hanya Robby, peraih medali emas SEA Games 1987 Rully Nere juga mengungkapkan optimismenya yakin pelatih Indra Sjafri bisa memaksimalkan waktunya dalam waktu singkat ini untuk membenahi segala kekurangan timnas U-22 guna membawa hasil juara yakni medali emas.
“Sebagai pemain Anda harus merasa bahwa tim ini masih kehilangan sesuatu. Semoga dalam waktu singkat ini bisa percaya diri, harus terus semangat. Mudah-mudahan kami bisa mencapai final dan mendapatkan hasil sebagai juara," ujar Rully.
Sedikit berbeda dengan Robby dan Rully, dua legenda timnas lainnya, Firman Utina dan Toyo Haryono, optimistis Indonesia bisa berkata banyak dengan sedikit angka di SEA Games nanti.
Firman mengimbau pelatih timnas U-22 tidak hanya fokus pada tim, tapi lebih fokus pada kekuatan tim lawan.
Menurutnya, ini akan mengembalikan medali emas kepada Garuda Muda setelah 32 tahun tidak menerimanya.
"Jangan hanya fokus pada tim kita sendiri, lebih fokuslah pada tim yang akan kamu lawan," kata Firman.
“Saya kira Indonesia masih bisa bersuara di SEA Games, ditambah dengan dukungan pemerintah dan jajaran PSSI yang baru, saya rasa mereka ingin meraih sesuatu yang juga menjadi impian,” lanjut Firman.
Sementara itu, Toyo Haryono yang juga rekan Robby membawa pulang medali emas terakhir SEA Games 1991 di Filipina, mendesak timnas U-22 meningkatkan proporsi latihan mandiri untuk fokus pada aspek fisik untuk memperkuat.
Hal ini menurutnya sangat penting mengingat pada masanya berhasil membawa pulang emas, aspek fisik menjadi salah satu faktor utama dalam keberhasilan meraih emas.
"Jangan terlalu terburu-buru. Kami sudah selesai latihan, selesai. Seperti kata pepatah, 'tambahkan sendiri,'" kata Toyo.
“Jadi selama pertandingan 2×45 di Manila ya modal fisik. Dari segi taktik, kami kalah dari Thailand (final),” lanjut Toyo.
Dalam partai pesta terbesar se-Asia Tenggara itu, tim besutan Indra Sjafri bertemu Kamboja, Myanmar, Filipina, dan Timor Leste di Grup A.